http://binangun-singgahan.desa.id – Rabu (21/08/2019), Desa Binangun menghadiran Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan Kepala Seksi Kesejahteraan untuk mengikuti Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) yang diselenggarakan oleh Tim Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Tuban di kampus Poltana Mapena Desa Lajo Lor kecamatan Singgahan. Kegiatan tersebut diikuti oleh tiga kecamatan, yakni Kecamatan Singgahan (12 desa), Senori (12 desa), dan Kenduruan (9 desa).

Kegiatan pelatihan dibuka dengan sambutan dari Camat Singgahan, Bapak Drs. R. Moch. Dani Ramdani. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa sebaiknya kegiatan ini menghadirkan kepala desa juga. Dan karena ini sudah berjalan, untuk kegiatan mendatang akan diusahakn untuk itu. “Anggaran dana desa 30 % untuk kegiatan pemberdayaan, namun kelihatannya masih sulit untuk direalisasikan, namun untuk selanjutnya harus masuk dalam penyusunan RAPBDES (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Desa) yakni anggaran untuk KPM penanggulangan stunting”. Imbuhnya.

Dilanjutkan pemaparan dari Dinas Kesehatan, oleh Bapak Lulut Purwanto, DCH selaku Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban. Dalam penjelasannya, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis infeksi berulang-ulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1000 hpk (hari pertama kelahiran). Pencegahan stunting dilakukan dari (1) Remantri, remaja putri harus minum tablet tambah darah 1 minggu sekali, (2) Catin, Calon pengantin putri harus diberikan penyuluhan di puskesmas, (3) Bumil, Ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya minimal satu bulan sekali dan minum tablet tambah darah, (4) Persalinan, persalinan harus dibidan desa maupun di puskesmas, dan (5) Bayi, harus dilakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

Kemudian oleh Bapak Azmil Sukmo, menerangkan bahwa untuk mengawasi dan mengatasi stunting adalah kewenangan desa. Adapun tugas KPM (Kader Pembangunan Manusia) adalah mendata sasaran (1) Ibu hamil dan (2) Baduta (Bayi dibawah Dua tahun), serta memantau 5 layanan yakni (1) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), (2) konseling terintegrasi, (3) Air bersih dan sanitasi, (4) Perlindungan social, dan (5) Paud. Dengan sasaran stunting adalah (1) RTM (Rumah Tangga Miskin), (2) Ibu hamil Kekurangan Energy Kronis (KEK) anemia, (3) BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), (4) Balita BGM (Berat Garis Merah) dan BGT (Berat Garis Tengah).

Materi selanjutnya oleh Bapak Kuntil dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Dispemas KB). Beliau menerangkan bahwa indikasi stunting adalah kurang gizi. Kegiatan konvergensi mendapatkan porsi sebagaimana diatur dalam Permendes No. 16 Tahun 2018 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019. “Lima paket layanan konvergensi stunting yaitu (1) PAUD, (2) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), (3) Konseling Gizi Terpadu, (4) Perlindungan social, dan (5) Air bersih dan sanitasi”. Terangnya.

Roudlotul Mukholifah, selaku Kader Pembangunan Manusia dari Desa Binangun yang mengikuti PSDM tersebut bersama Kasi kesra, Bapak Sapuan, mengaku sangat senang dan sangat bersyukur karena dengan diadakannya kegiatan seperti ini dapat sangat membantu masyarakat desa yang masih rentan stunting. Kader yang sekaligus berprofesi sebagai Guru PAUD ini juga berharap semoga setelah mendapatkan ilmu dari pelatihan ini dapat segera menerapkannya di desa. Begitupun pihak desa juga diharapkan segera menindaklanjuti mengenai KPM (kader pembangunan masyarakat) ini dalam RAPBDES.

Semoga dengan diadakannya Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), melalui Kader Pembangunan Manusia (KPM) beserta Pemerintah Desa yang diterapkan dilingkungan desa dapat mengurangi angka stunting balita dan baduta di wilayah desa khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara (RPJMN) yaitu tercapainya penurunan stunting diangka 28% ditahun ini. (RE/BIN)